Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, sudah mengirim air bersih ke beberapa desa yang terkena kekeringan. Sebanyak 30 ribu liter lebih air bersih telah didistribusikan kepada warga Desa Raguklampitan, Kecamatan Batealit dan juga Desa Blimbingrejo, Kecamatan Naslumsari, Selasa, 9 Juli 2019.
“Kemarin dua desa itu kami droping lagi masing-masing setiap desa 10 ribu liter. Jadi sampai hari ini sudah 30 ribu liter air bersih,” kata Arwin Nor Isdiyanto, Kepala BPBD Kabupaten Jepara.
Bacalagi: Cara membuat SIM di Polres Jepara
Permintaan pemenuhan air bersih dari warga terus berdatangan sampai hari ini. BPBD Jepara menerima permintaan pemenuhan/droping air bersih dari Desa Raguklampitan, Blimbingrejo, dan Plajan.
Arwin mengaku mendapatkan permintaan dari beberapa desa yang sudah kekeringan dengan hubungan telepon seluler. BPBD Jepara, memprediksi bahwa puncak musim kekeringan atau kemarau terjadi di Jepara sekitar bulan Agustus. Dan perkiraan sebanyak 23 ribu jiwa yang ada di 37 desa terancam krisis air bersih akibat kekeringan di musim kemarau.
Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, BPBD Jepara sudah menyiapkan sejumlah strategi dan langkah untuk menghadapi musim kekeringan tahun ini. Diantaranya menyiapkan petugas dan tenaga droping. Disamping itu juga sudah disiapkan dua truk tangki, serta 43 set tandon tempat air ukuran 1.000 liter dan juga 10 set tandon tempat air ukuran 2.000 liter.
Arwin menyampaikan, warga yang berpotensi terkena dampak kekeringan dan krisis air bersih jumlahnya mencapai 4.169 jiwa. Kebanyakan dari Kecamatan Keling.
“Di Kecamatan Mayong ada sekitar 2.406 jiwa yang berpotensi terdampak kekeringan. Kemudian, di Kedung sekitar 2.209 jiwa dan Nalumsari sekitar 2.185 jiwa,” jelas Arwin.
Kekeringan dan krisis air bersih ini terjadi di satu sampai dua desa di setiap kecamatan yang terkena dampak kekeringan. Kecamatan Pakisaji ada di Desa Plajan, Kecamatan Kota Jepara ada di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kembang ada di Desa Pendem, Kecamatan Batealit ada di Desa Raguklampitan, kecamatan Karimunjawa ada di di Desa Kemujan.
“Kemarin dua desa itu kami droping lagi masing-masing setiap desa 10 ribu liter. Jadi sampai hari ini sudah 30 ribu liter air bersih,” kata Arwin Nor Isdiyanto, Kepala BPBD Kabupaten Jepara.
Bacalagi: Cara membuat SIM di Polres Jepara
Permintaan pemenuhan air bersih dari warga terus berdatangan sampai hari ini. BPBD Jepara menerima permintaan pemenuhan/droping air bersih dari Desa Raguklampitan, Blimbingrejo, dan Plajan.
Arwin mengaku mendapatkan permintaan dari beberapa desa yang sudah kekeringan dengan hubungan telepon seluler. BPBD Jepara, memprediksi bahwa puncak musim kekeringan atau kemarau terjadi di Jepara sekitar bulan Agustus. Dan perkiraan sebanyak 23 ribu jiwa yang ada di 37 desa terancam krisis air bersih akibat kekeringan di musim kemarau.
Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, BPBD Jepara sudah menyiapkan sejumlah strategi dan langkah untuk menghadapi musim kekeringan tahun ini. Diantaranya menyiapkan petugas dan tenaga droping. Disamping itu juga sudah disiapkan dua truk tangki, serta 43 set tandon tempat air ukuran 1.000 liter dan juga 10 set tandon tempat air ukuran 2.000 liter.
Arwin menyampaikan, warga yang berpotensi terkena dampak kekeringan dan krisis air bersih jumlahnya mencapai 4.169 jiwa. Kebanyakan dari Kecamatan Keling.
“Di Kecamatan Mayong ada sekitar 2.406 jiwa yang berpotensi terdampak kekeringan. Kemudian, di Kedung sekitar 2.209 jiwa dan Nalumsari sekitar 2.185 jiwa,” jelas Arwin.
Kekeringan dan krisis air bersih ini terjadi di satu sampai dua desa di setiap kecamatan yang terkena dampak kekeringan. Kecamatan Pakisaji ada di Desa Plajan, Kecamatan Kota Jepara ada di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kembang ada di Desa Pendem, Kecamatan Batealit ada di Desa Raguklampitan, kecamatan Karimunjawa ada di di Desa Kemujan.
