Purbaya: Utang Rp9.138 Triliun Aman, Rasio Hanya 39,86%
Jakarta Kartininews.com - Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa telah menenangkan publik soal utang negara. Total utang mencapai Rp9.138 triliun per Juni 2025. Dan beliau telah menghitung bahwa Rasio utang terhadap PDB hanya 39,86 persen. Angka ini jauh di bawah batas aman 60 persen.
Menteri Keuangan ini menekankan utang bukan ancaman. Pengelolaan bijak jadi kunci stabilitas fiskal.
Rasio Utang Aman Secara Internasional
Menteri Keuangan Purbaya menyampaikan pernyataan di media. Acara itu digelar pada Jumat, 10 Oktober 2025. Utang bukan dinilai dari nominal absolut. Perbandingan dengan PDB lebih relevan untuk ukur keamanan.
Contoh sederhana: penghasilan Rp1 juta dengan utang Rp1 juta berisiko. Tapi bagi yang berpenghasilan Rp10 juta, utang itu aman. Rasio 39,86 persen di bawah 40 persen. Batas UU Keuangan Negara adalah 60 persen PDB.
Negara Eropa banyak di atas 80 persen. Jepang capai 250 persen, Amerika Serikat lebih dari 100 persen.
Strategi Pengurangan dan Pengawasan
Dari Pemerintah akan kurangi penerbitan utang semaksimal mungkin. Fokus pada optimalisasi penggunaan dana. Utang harus ciptakan pertumbuhan ekonomi. Hindari kebocoran dan boros anggaran.
Menteri Keuangan rencanakan kontrol ketat belanja pemerintah. Potong program tidak efisien, bukan program inti. Belanja lebih bertanggung jawab ke depan. Ini tingkatkan kesejahteraan rakyat secara optimal. Langkah ini diperkirakan dapat mencegah sentimen negatif. Ekonomi tetap stabil dengan manajemen prudent.
Data triwulanan mulai 2025 tingkatkan kredibilitas. Sesuai rilis BPS untuk PDB riil.
Implikasi Ekonomi Nasional
Utang domestik dominan, capai 70,49 persen SBN. Valas hanya 17,27 persen, pinjaman 12,24 persen. Kepemilikan SBN sehat: lembaga keuangan 39,6 persen. Asing hanya 14 persen, kurangi risiko fluktuasi. Rasio utang Indonesia rendah dibanding peer G20. Ini dukung stabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan. Peningkatan utang tipis dari Desember 2024. Dari Rp8.813 triliun naik ke Rp9.138 triliun.
Fokus reformasi pajak dan SDA tingkatkan pendapatan. Kurangi ketergantungan utang jangka panjang. Strategi ini jaga ruang fiskal. Investasi infrastruktur tetap prioritas tanpa beban berlebih. Pengamat ingatkan beban bunga utang. Namun, profil jatuh tempo aman di 8 tahun rata-rata. Pemerintah target rasio 37,82-38,71 persen pada 2025. Ini proyeksi RAPBN yang optimis.
Utang dukung transformasi ekonomi inklusif. Kesejahteraan rakyat jadi tujuan utama penggunaan dana.(red)