Berawal dari Orangtua yang sedang servis Hp anak perempuannya, dan ketahuan semua yang ada dalam isi hp putrinya tersebut. Kemudian si orangtua langsung melaporkan ke polisi. Seorang laki-laki yang sedang tumbuh dewasa berinisial S (21) dari warga sendang kecamatan kalinyamatan kabupaten jepara jawa tengah diringkus polisi. Tidak tanggung-tanggung, yang meringkusnya langsung dari polda jawa tengah.
Pelaku dibekuk polisi dari Polda Jawa Tenagh di rumah kediamannya karena melakukan tindak pidana kekerasan gender berbasis online (KGBO).
Pelaku dibekuk polisi dari Polda Jawa Tenagh di rumah kediamannya karena melakukan tindak pidana kekerasan gender berbasis online (KGBO).
Pelaku dikenal pendiam di masyarakat, dan warga setempat melihat langsung penangkapannya yang dilakukan oleh Ditreskrimum Polda Jateng di Rumahnya (24/4). Penggerebekan itu dilakukan sekitar pukul 20.00 WIB. Ketika itu, pelaku berada di rumahnya bersama ibunya dan adiknya dan seisi rumah digeledah oleh petugas.
Bertepatan dengan hari jadi jepara dan juga bertepatan dengan hari besar nasional lainnya, berita ini mencerminkan kekerasan bisa terjadi pada siapa saja dan pelakunya bisa siapa saja. Namun, perlu diketahui dengan pendidikan agama yang baik, seseorang akan dapat mengendalikan dirinya untuk tidak melakukan hal hal yang bermaksiat.
Warga sekitar awalnya kaget dan tidak tahu kasus apa yang menimpa pelaku, karena pelaku dikenal sebagai seorang yang pendiam. Namun pendiam saja tidak menutup kemungkinan dia sedang menutupi apa yang sudah diperbuatnya. Pelaku juga dikenal sebagai penjual konveksi yang dijual secara online setiap harinya.
Sampai berita ini diterbitkan, jumlah korban sebanyak 31 korban KGBO yang sudah diterbitkan oleh Ditreskrimum Polda Jateng. Dan rata-rata korban berusia 12-18 tahun. Awalnya pelaku pura-pura kenalan di sosial media dan kirim kirim foto, sampai kemudian berlanjut ke arah kirim video yang beraktifitas seksual, sehingga akhirnya kopi darat ketemu dengan ancaman jika tidak mau ketemu, video akan disebarkan oleh pelaku. Video Video tersebut dijadikan alat untuk menundukkan korban agar mau ketemu dan berhubungan dengannya.
Lokasinya ketemuanya bisa berpindah pindah tempat dan rapi, seperti tidak terjadi apa-apa. Oleh karena, bagi orangtua hendaknya selalu menanyakan kemana pergi anak gadisnya dan harus dikasih waktu serta tidak boleh jauh jauh. Kepedulian orangtua kepada anaknya harus lebih ditingkatkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, pendidikan, dengan terbitnya berita ini, tepat di hari pendidikan, agar anak-anaknya diikutkan mengaji ilmu agama di masjid, mushola, atau di pondok pesantren agar bisa mengerti mana yang baik, mana yang harus ditinggalkan.