Lampung Tengah Kartininews.com - Kepala Desa Gunung Agung, Lampung Tengah, diduga melakukan korupsi bansos, sehingga warga membakar tiga rumah dan lima belas mobil milik kades pada Sabtu, 17 Mei 2025. Pada awalnya, Sukardi, sang Kades, diduga menyelewengkan empat ton beras bansos. Sebuah pondok pesantren diduga membeli sekitar 400 karung beras darinya seharga Rp36 juta.
Seorang warga bernama Deki mengatakan bahwa dia melihat beras dikeluarkan dari kantor kades pada malam hari. Dia kemudian mengikuti kendaraan pengangkut hingga ke lokasi yang dimaksud. Deki menyatakan bahwa bantuan beras untuk warga miskin di wilayahnya selalu menjadi masalah. Selama empat kali, bantuan beras tersebut tidak jelas pergi ke mana.
Kapolres Lampung Tengah AKBP Alsyahendra menyatakan bahwa Surya, seorang warga, dan Agus Sadewo, kerabat Kades, pernah berselisih di media sosial tentang dugaan penyelewengan bansos oleh kepala kampung.
Warga menjadi sangat emosi setelah konflik berakhir dengan penurunan yang menewaskan Surya. Kombes Yuni Iswandari menyatakan bahwa rumah Sukardi kemudian diserang oleh massa, yang menghancurkan tiga bangunan dan lima belas kendaraannya.
“Rumah dan ruko serta puluhan kendaraan tersebut adalah milik kades setempat yang dirusak oleh massa,” katanya. Dugaan korupsi bansos Sukardi masih diselidiki, dan pelaku penvsukan telah ditahan.
Bukan hanya kasus penyelewengan, tetapi ada duel maut yang membuat massa menjadi lebih marah hingga seluruh harta benda milik kades setempat dihancurkan. Ini semua dimulai dengan tuduhan bahwa Sukardi, seorang mantan Kepala Desa Gunung Agung, melakukan penyelewengan beras bantuan sosial. Tertangkap basah, seorang eksekutif kades menjual sekitar 400 karung beras bansos seberat 4 ton dengan harga Rp36 juta. Kabarnya, pada Senin (27/1/2025), salah satu pondok pesantren di Kabupaten Tulangbawang Barat membeli beras bansos.
“Saya tau Kantor Balai Kampung memang tempat penyimpanan beras bansos, tapi saya curiga kok dikeluarkan secara diam-diam jam 7 malam hari,” kata Deki, seorang warga yang juga saksi yang menyaksikan ratusan karung beras dijual Sukardi pada hari Rabu (29/1/2025).
“Beras itu ternyata dijual ke Kabupaten Tulangbawang Barat setelah diangkut, jadi saya dan teman saya langsung ikuti mobil truk itu,” katanya.
Setelah masalah tersebut muncul, ada perkelahian maut antara kerabat Sukardi, AGS (41) dan SRY. SRY tewas dalam perkelahian tersebut, yang membuat masyarakat semakin emosi.
Kapolres Lampung Tengah AKBP Alsyahendra menjelaskan, "Sebelumnya terjadi perkelahian yang melibatkan AGS (41) selaku kerabat Sukardi dan SRY. Perkelahian itu menewaskan SRY, masyarakat pun terprovokasi dan terjadi pembakaran."
AGS melakukan penikaman saat SRY membawa istrinya ke pasar untuk membeli barang.
Di pasar, kadang-kadang ada perdebatan. Keluarga mengakui bahwa SRY adalah orang yang aktif menanyakan tentang beras bansos yang diduga diselewengkan oleh Kades, yang menyebabkan cekcokan berakhir dengan penahanan AGS kepada SRY.
Menurut Usman, kakak ipar korban, SRY telah menanyakan bansos secara aktif sejak Januari 2025 hingga dia meninggal dunia.
Usman berkata, "Adek saya memperjuangkan kebenaran, hak-hak masyarakat, bukan memperjuangkan dirinya sendiri."
Oleh karena itu, Usman meminta polisi untuk bertindak lanjut.
Kapolres Lampung Tengah telah mengamankan AGS. Kapolres mengatakan, "Kemudian insiden pembakaran sebagai buntut peristiwa duel maut, kami sedang melakukan penyelidikan untuk mencari provokator aksi tersebut."
Pada hari Sabtu, 17 Mei 2025, Kapolsek Terusan Nunyai Iptu Daniel Hamidi mengkonfirmasi, "Saat kebakaran terjadi, di dalam rumah masih ada anak istri dan keluarganya, tapi sudah langsung kita evakuasi dan selamat."
Iptu Daniel juga membenarkan bahwa rumah yang dibakar warga tersebut adalah milik kades Gunung Agung, Sukardi. Saat ini, lanjut Daniel, pihak kepolisisan melakukan penyelidikan atas pembakaran rumah kakam oleh massa.
Warga Tuntut Kades Sukardi Dicopot
Sebelum peristiwa tersebut, ratusan warga Kampung Gunung Agung di Kecamatan Terusan Nunyai Lampung Tengah menyatakan kekecewaan mereka dengan menyegel kantor Balai Kampung dan Kantor Kepala Kampung Gunung Agung di Jalan di Lintas Sumatera (Jalinsum) di wilayah Timur Lampung Tengah pada Senin 24 Februari 2025 sekitar pukul 13.30 WIB. Mereka menuntut agar pemerintah Kabupaten Lampung Tengah memecat Sukardi sebagai Kepala Kampung Gunung Agung setelah dia tepergok oleh warga karena menjual beras bansos rakyat miskin.
Seorang warga setempat bernama Taufik menyatakan bahwa masyarakat geram melihat tindakan aparatur kampung yang merusak hak orang miskin. Dia pun kesal karena bantuan dari pemerintah pusat untuk rakyat kecil justru dijadikan ladang bisnis untuk kantong pribadi. Taufik mengaku, seluruh beras bansos yang dijual Kepala Kampung Gunung Agung lebih dari 50 ton.
“Total sudah 4 kali Kades Gunung Agung menjual beras bansos, terakhir dia tepergok menjual 4 ton beras kemasan 10 kilogram ke Tulangbawang Barat,” kata Taufik, Selasa (25/2/2025).
Sebagai bentuk kekesalan, warga menggelar aksi di Kantor Pemkab Lampung Tengah, dan dilanjutkan dengan melakukan penyegelan kantor Kepala Kampung Gunung Agung.
Menanggapi aksi masyarakat, Camat Terusan Nunyai Luberto Fabioca mengatakan, pihaknya sudah melarang aksi penyegelan, namun aksi masyarakat tidak bisa dibendung. Menanggapi tuntutan masyarakat, Luberto mengatakan pihaknya tidak bisa melakukan pencopotan Kepala Kampung Gunung Agung secara langsung.
“Kalau kami selaku pemerintah daerah, tentunya ada aturan yang harus kami taati terkait pemberhentian kepala kampung,”
“Saat aksi kemarin asisten 2 selaku perwakilan bupati dan Kadis PMK sudah menjelaskan ke masyarakat terkait mekanisme pencopotan kepala kampung,” ujar Luberto.