IHSG Menguat di Hari Terakhir Perdagangan
Jakarta Kartininews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau saat penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2025. Sebelumnya, sepanjang siang, IHSG bergerak di zona merah.
Namun jelang seremoni penutupan perdagangan, IHSG naik dan ditutup di level 8.646,93. IHSG menguat 0,03 persen atau 2,68 poin dibandingkan saat penutupan Senin kemarin.
Hari ini sebanyak 346 saham harganya naik, 317 saham harganya turun dan 146 saham stagnan. “Saham sektor barang sekunder naik paling kuat (3,03 persen), saham sektor kesehatan turun paling dalam (-1,53 persen),” kata Tim Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Selasa (30/12/2025).
Volume saham yang diperdagangkan sebanyak 39,54 miliar lembar saham, dengan frekuensi perdagangan sebanyak 2,60 juta kali transaksi. Total nilai perdagangan sebesar Rp20,61 triliun dan kapitalisasi pasar hingga akhir perdagangan tahun ini sebesar Rp15.878,56 triliun.
“IHSG berhasil di tutup menguat jelang akhir tahun ini, di dukung aksi beli asing. Net buy (beli bersih) asing di pasar regular pada Senin kemarin tercatat sebesar Rp1,03 triliun,” ujar Tim Pilarmas.
IHSG ditutup menguat di tengah bursa saham Asia yang ditutup beragam. Pelaku pasar global mengamati perkembangan kebijakan moneter dan indikator ekonomi, serta risiko geopolitik.
Sentimen pasar juga mengarah pada risalah rapat The Fed bulan Desember, yang akan segera dirilis. Pasar terus mempertimbangkan prospek pelonggaran kebijakan moneter The Fed tahun 2026.
“Pasar juga cenderung bersikap wait and see menantikan rilis aktivitas manufaktur Tiongkok. Sebelumnya aktivitas manufaktur Tiongkok berada di zona kontraksi karena turunnya aktivitas pabrik akibat permintaan yang terus melemah,” ucap Tim Pilarmas.
Persaingan harga dan sentimen ekspor di tengah ketidakpastian global, juga ikut mempengaruhi aktivitas manufaktur. Ketidakpastian global salah satunya disebabkan karena meningkatnya tensi geopolitik baik di Eropa, Timur Tengah dan Asia Timur.
Rupiah Menguat ke Posisi Rp16.771/Dolar AS
Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berlanjut hingga penutupan perdagangan hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup naik 0,10 persen atau 16 poin menjadi Rp16.771 per dolar AS.
Tensi geopolitik yang memicu ketidakpastian tinggi, mempengaruhi sentimen pasar keuangan global. Upaya perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang dimediasi Amerika Serikat kembali goyah.
“Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan akan merevisi posisi negosiasinya dengan Ukraina. Putin menduga ada serangan pesawat tak berawak terhadap kediamannya,” kata Analis Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, Selasa (30/12/2025).
Di Timur Tengah, Presiden AS Donald Trump memicu ketegangan dengan ancamannya terhadap Iran terkait program nuklirnya. Di Asia, Tiongkok melakukan latihan militer dan melepaskan tembakan langsung di sekitar wilayah Taiwan, juga memicu ketegangan di kawasan.
Dari sisi ekonomi, perhatian pelaku pasar fokus pada rilis risalah pertemuan the Fed di bulan Desember. Mereka mencari petunjuk dari para pembuat kebijakan mengenai tren inflasi, kondisi pasar tenaga kerja dan suku bunga.
“Pasar memperhitungkan kemungkinan potensi kelonggaran kebijakan moneter tahun 2026,” ujar Ibrahim. Risalah tersebut, menurutnya, akan mempengaruhi arah pasar dalam jangka pendek di tengah data ekonomi yang sepi.
Volume perdagangan, tambah Ibrahim, diperkirakan tetap rendah karena masa liburan. Ditambah pasar Amerika Serikat akan tutup akhir pekan karena liburan tahun baru, sehingga membatasi partisipasi pasar.
Sementara di dalam negeri, kondisi perekonomian semakin menantang karena meningkatnya ketidakpastian global. Kepercayaan pasar tertekan karena kekhawatiran akan prospek pertumbuhan ekonomi.
“Tensi geopolitik yang memanas dan dampak kebijakan tarif AS membayangi perekonomian global yang masih melambat,” ucap Ibrahim. Dalam kondisi ini perekonomian Indonesia diharapkan tetap tangguh dan mampu mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi 5 persen.

