LONDON - Ribuan pompa bensin atau SPBU Inggris kering pada Minggu kemain, sejak 25 september 2021, kata sebuah kelompok industri, ketika pengendara bergegas mengisi di tengah gangguan pasokan karena kekurangan pengemudi truk.
sumber; apnews. com |
Asosiasi Pengecer Bensin, yang mewakili hampir 5.500 gerai independen, mengatakan sekitar dua pertiga dari anggotanya melaporkan bahwa mereka telah menjual bahan bakar mereka, dengan sisanya "sebagian kering dan segera habis."
Ketua Asosiasi Brian Madderson mengatakan kelangkaan adalah hasil dari "pembelian panik, murni dan sederhana."
"Ada banyak bahan bakar di negara ini, tapi itu di tempat yang salah bagi pengendara," katanya kepada BBC. “Masih di terminal dan kilang.”
Sudah terbentuk antrean panjang beberapa kendaraan di banyak SPBU selama akhir pekan ini, dan suasana semakin menegangkan yang para pengemudi menunggu berjam-jam. Polisi dipanggil ke salah satu SPBU di London hari Minggu setelah perkelahian pecah. Polisi mengatakan seorang pria ditangkap karena dicurigai melakukan penyerangan.
Baca juga; CK Hutchison dan Ooredoo Indonesia merger jadi Indosat Ooredoo Hutchison
Industri Distribusi Barang juga mengatakan Inggris kekurangan puluhan ribu pengemudi truk, karena badai faktor yang sempurna termasuk pandemi virus corona, tenaga kerja yang menua, dan eksodus pekerja asing setelah Inggris keluar dari Uni Eropa tahun lalu.
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Jerman, juga mengalami kekurangan pengemudi truk. Masalahnya terutama terlihat di Inggris, di mana ia telah berkontribusi pada rak-rak supermarket yang kosong dan pompa bensin yang tertutup.
Setelah beberapa pekan tekanan yang meningkat, pemerintah Konservatif Inggris mengumumkan di hari Sabtu bahwa mereka akan mengeluarkan ribuan visa darurat untuk pengemudi truk asing untuk membantu mencegah Natal tanpa kalkun atau mainan bagi banyak keluarga Inggris. Pemerintah mengatakan akan mengeluarkan 5.000 visa tiga bulan untuk pengemudi truk mulai Oktober ini, dan 5.500 lagi untuk pekerja unggas.
Kelompok industri menyambut baik rencana visa baru, meskipun Konsorsium Ritel Inggris mengatakan itu "terlalu sedikit, dan sudah terlambat."
Ruby McGregor-Smith, presiden Kamar Dagang Inggris, mengatakan pengumuman itu "sama dengan melemparkan bidal air ke api unggun."