Iklan

Iklan

,

Iklan

Mahasiswa KKN UNDIP Dampingi Karang Taruna Desa Teluk Awur Pelatihan Tentukan Harga Produksi

Kartininews
23 Nov 2022, 16:25 WIB Last Updated 2022-11-23T09:25:57Z

Jepara - Mahasiswa Undip yang tengah melaksanakan progam Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di Desa Teluk Awur, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, melaksanakan progam pemberian Rancangan Pengembangan Harga Pokok Produksi (HPP) Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Rumah Tangga (RT) Kepada Ketua Karang Taruna Desa Teluk Awur (16/11/2022).


Salah satu persoalan yang ada di Desa Teluk Awur yang belum terselesaikan adalah sampah. Di Desa Teluk Awur belum memiliki Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Sampah tersebut dikumpulkan di lapangan samping Kantor Kelurangan Desa Teluk Awur. Sehingga, sampah tersebut menimbulkan bau tidak sedap dan pemandangan yang akan sangat menggangu. 

Sampah yang berasal dari limbah RT adalah sumber sampah terbanyak yang ada di Desa Teluk Awur. Ide pengolahan sampah limbah RT menjadi pupuk organik dapat menjadi solusi terbaik untuk mengurangi jumlahnya. Melihat potensi yang dapat dimaksimalkan dalam hal ini, sampah dapat dimanfaatkan menjadi pundi-pundi rupiah. Pupuk organik yang berasal dari limbah RT dapat dijual kembali. 

Pengembangan produk pupuk ini bertujuan meningkatkan nilai produk agar diterima oleh target pasar. Produk ini dikembangkan dengan cara menghitung biaya-biaya mana saja yang dibutuhkan untuk pembuatan pupuk kemudian menghasilkan harga pokok produksi pupuk. HPP tersebut terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. HPP pupuk organik ini akan menjadi patokan penentuan harga jual produk. Dengan modal sedikit, penjualan pupuk dapat menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Modal yang sedikit disebabkan karena bahan baku utamanya adalah limbah sampah yang tidak ada harganya.

Warga Desa Teluk Awur dapat melakukan pemilahan sampah organik dan non-organik terlebih dahulu. Sampah organik dari sisa sayur-sayuran dan buah-buahan dapat dikumpulkan telebih dahulu di dalam wadah/ember. Kemudian, dicampur dengan bahan lainnya seperti molases (tetes tebu), EM4, dan serbuk kayu atau dedak. Setelah tercampur semuanya, langkah selnjutnya adalag membiarkan sampah tersebut di dalam wadah/ember selama kurang lebih dua minggu kemudian jadilah pupuk organik. Bahan-bahan campuran pupuk dan peralatan ember dapat dimasukkan ke biaya bahan baku. Pupuk organik yang siap jual memerlukan kemasan produk yang baik. Biaya kemasan tersebut dapat dimasukkan ke biaya overhead. 

Progam pengembangan HPP pupuk organik difokuskan kepada kelompok karang taruna sebagai generasi muda yang akan ditargetkan sebagai kelompok UMKM tingkat Desa. Menurut Diah selaku mahasiswa KKNT Undip Jepara mengatakan, produksi pengembangan produk dapat dimulai dengan sampel 10 produk terlebih dahulu, untuk mempermudah perhitungan biaya awal produksi. Harga jual pupuk organik berkisar Rp. 20.000 /liter. Jika dibandingkan dengan biaya produksi, keuntungan bisa mencapai dua kali lipat tiap 10 liter pupuk. Dengan keuntungan sebesar itu, dapat menjadi potensi besar untuk Karang Taruna di Desa Teluk Awur. 

“Bagus sekali rancangan HPP ini, bisa jadi patokan buat Karang Taruna Desa Teluk Awur kalau mau buat pupuk dari sampah” kata Afif selaku Ketua Karang Taruna Desa Teluk Awur. 

Para pemuda karang taruna sangat mengapresiasi progam tersebut dan siap mengembangkan pengolahan pupuk organik dari limbah rumah tangga kedepannya menjadi usaha tetap. Dengan pengolahan sampah menjadi pupuk, maka sampah yang terbuang ke tempat bebas akan berkurang sehingga sampah tersebut tidak mengotori wilayah Desa Teluk Awur yang notabene berada di wilayah wisata pantai. 

Iklan